Beranda | Artikel
Rohingya, Terlupakan Media
Sabtu, 6 Juni 2015

Rohingya, Terlupakan Media

Menurut keterangan media liberal, dalam kasus rohingya, kita tidak bisa menyalahkan orang budha. Karena masyarakat rohingya menjaga jarak dan tidak bs bergaul dengan mereka. Bagaimana menjawabnya.

Jawab:

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du,

Seharusnya kita layak merasa malu, tragedi kemanusiaan yang menimpa kaum muslimin rohingya, ternyata baru saja kita dengar. Respon kita terlambat, sementara itu sudah berlangsung ratusan tahun yang lalu, jika dihitung sejak penyerangan kaum budha pertama, di tahun 1784. Padahal muslim Indonesia berada di dekat mereka.

Ketika tragedi kemanusiaan ini mulai dianggat di tahun 2012, banyak orang yang masih tidak percaya. Apa benar kaum budha sekejam itu?. Lebih sadis dari pada pembantaian yang terjadi di belahan bumi lainnya.

Di tahun itu, belum banyak yang menyuarakan penggalangan donasi untuk muslim Rohingya.

Tragedi Kemanusiaan yang Terlupakan

Tahun 1987, Syaikh Mihmas al-Jal’ud menuliskan berbagai penderitaan kaum muslimin di wilayah minoritas. Beliau tuangkan dalam bukunya, al-Muwalah wal Mu’adah fi as-Syariah al-Islamiyah.

Beliau menyebutkan,

“Umat islam di Arakan telah merasakan banyak kedzaliman, terorisme dan genosida (pembantaian besar-besaran secara sistematis). Orang-orang budha telah membantai lebih dar 100.000 muslim, menculik 5.000 muslimah, dan tidak kurang dari 500 wanita diperkosa di hadapan suaminya atau anaknya.”

Tahun 1991,  muslimin Rohingya mendapatkan tekanan yang kesekian kalinya. Sebanyak 300.000 muslim berhijrah ke Bangladesh. Sementara yang tersisa, wajib mengikuti politik pembasmian etnis dan program KB paksa. Muslimah tidak boleh menikah di bawah 25 tahun dan lelaki muslim tidak boleh menikah di bawah 30 tahun. Dan apabila terjadi kehamilan, wajib melaporkan diri di kantor pasukan keamanan perbatasan (NASAKA).

Semua media mendiamkannya. Media-media barat tahu, tapi mereka mendiamkannya. Hingga kita tidak pernah mendengar beritanya. Menunjukkan betapa mereka sangat rapi dalam menyembunyikan setiap derita yang dialami kaum muslimin. Apapun agamanya, ketika melawan kaum muslimin, mereka akan saling bersatu.

Benarlah apa yang dinyatakan ulama,

الكفر ملة واحدة

Kekufuran itu satu agama.

Mereka Menutupinya

Usaha inilah yang dilakukan orang munafik. Di saat tragedi rahasia itu mulai terungkap, mereka berjuang untuk menutupinya. Agar kaum muslimin melupakannya dan tidak mempedulikannya. Agar kaum muslimin tidak memberikan dukungan apapun bagi mereka.

Dan itulah karakter orang-orang munafik. Mereka senang ketika melihat kaum muslimin susah dan mereka susah ketika kaum muslimin menang. Allah berfirman,

إِنْ تَمْسَسْكُمْ حَسَنَةٌ تَسُؤْهُمْ وَإِنْ تُصِبْكُمْ سَيِّئَةٌ يَفْرَحُوا بِهَا وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا لا يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئاً

Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi Jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. (QS. Ali Imran: 120)

Di ayat lain, Allah menyebutkan, orang munafik lebih berpihak kepada orang kafir. Dengan harapan bisa mendapatkan dukungan.

الَّذِينَ يَتَّخِذُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ أَيَبْتَغُونَ عِنْدَهُمُ الْعِزَّةَ فَإِنَّ الْعِزَّةَ لِلَّهِ جَمِيعاً

Orang-orang munafik yang menjadikan orang-orang kafir sebagai teman-teman dekat, dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah. (QS. an-Nisa: 139)

Orang munafik di masa silam, tinggal bersama Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat. Mereka mengaku muslim, shalat jamaah di masjid, dan mengikuti kegiatan kaum muslimin lainnya. Sama halnya di zaman kita, mereka muslim secara ktp.

Di saat yang sama, ucapan mereka sangat nyelekit dan selalu menyudutkan kaum muslimin. Sehingga ketika kaum muslimin kalah di medan jihad, mereka merasa senang. Sebaliknya, mereka justru sedih ketika kaum muslimin menang.

Karena itu, anda tidak perlu heran ketika ada yang mengaku,

  1. Kami tidak temukan cerita pembantaian di Myanmar
  2. Pengungsi syiah sampang lebih penting untuk diperhatikan dari pada Rohingya
  3. Itu yang salah masyarakat Rohingya yang tidak bisa bersatu dengan masyarakat
  4. Ini perseteruan karena latar belakang etnis dan bukan agama, dst.

Ini semua berangkat dari upaya mereka untuk menutupi kejadian kemanusiaan yang sangat kejam ini.

Allahu a’lam

Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)


Artikel asli: https://konsultasisyariah.com/24961-rohingya-terlupakan-media.html